KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.
28 Oktober 1928 merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan panjang Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Tepat 94 tahun lalu, para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah berkumpul untuk mengucapkan ikrarnya. Ikrar sebagai salah satu bentuk pergerakan kemerdekaan Indonesia sekaligus untu mengobarkan perjuangan melalui ikrar bertanah air satu, berbangsa satu, dan bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Hingga kini sumpah pemuda telah melewati berbagai perayaan dari tahun ke tahun dan memiliki makna mendalam bagi bangsa Indonesia. Sumpah pemuda menjadi pengingat yang penting sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah pertama tentunya 28 Oktober merupakan salah satu momen yang tepat untuk menanamkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia, menanamkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia. Mengingat semakin terkikisnya rasa cinta generasi muda terhadap tanah air akibat masuknya budaya asing yang merebak dan digilai oleh para generasi muda Indonesia. Dengan munculnya bahasa-bahasa gaul, bahasa slank yang sedikit banyak berpengaruh terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Termasuk dengan maraknya aksi bullying yang kian merebak di dunia pendidikan, membuktikan bahwa rasa persatuan dan kesatuan di kalangan mulai tergerus. Oleh karena itu, SMP Al Furqan pada momen Sumpah Pemuda ini, dalam balutan upacara bendera, Kepala SMP Al Furqan menyadarkan kembali dan mengajak seluruh siswa khususnya untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan antarteman, memupuk rasa cinta tanah air, memupuk rasa cinta terhadap bahasa Indonesia dengan cara menggunakan Bahasa yang baik, benar, dan sesuai konteksnya.
Mari, dalam suasana Sumpah Pemuda ini “Bersatu Bangun Bangsa.”
